Seorang kepala keluarga wajib mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Dengan semangat dan juga harapan, tidak sedikit yang rela banting tulang dari mulai terbit hingga terbenamnya matahari. Bahkan, ada juga yang rela berpisah dengan keluarganya karena harus dinas di luar kota selama berbulan-bulan. Ini tentu saja untuk kebaikan keluarganya agar senantiasa berada dalam kenyamanan dan juga kebahagiaan.
Mencari nafkah juga tidak hanya dilakukan oleh seorang kepala keluarga. Perempuan juga turut mencari pundi-pundi rupiah demi mencukupi kebutuhan hidupnya. Ini tentu saja bukan tanpa alasan, salah satunya adalah dikarenakan tuntutan ekonomi. Kondisi ekonomi yang sulit membuat siapa saja harus berjuang untuk tetap bertahan hidup, tidak terkecuali Mak Aminah. Ia rela menjemur dirinya di bawah terik matahari demi sesuap nasi.
Sosok Mak Aminah
Orang-orang memanggilnya dengan panggilan Mak Aminah. Tahun ini, usianya menginjak 90 tahun. Angka tersebut bukanlah angka yang mudah untuk tetap mencari nafkah di luar sana. Namun, keadaan memaksanya hingga ia harus berjualan kerajinan tanah liat. Mak Aminah biasa berjualan di depan Batik Trusmi, Plered, Cirebon. Ia menggunakan kantong kresek untuk mengangkut dagangannya dan juga sehelai kain untuk menutupi kepalanya dari sengatan matahari.
Mak Aminah menjual aneka kerajinan tanah liat. Ada cetakan serabi, celengan ayam, piring, gelas, cangkir, gentong, dan masih banyak lagi. Kerajinan tanah liat yang Mak Aminah jual berukuran kecil, sehingga ia menjualnya seharga Rp.10.000 sampai Rp. 15.000. Kerajinan tanah liat tersebut dihias warna warni, sehingga diharapkan bisa menarik perhatian pembeli. Penghasilan yang didapatkan Mak Aminah tidak menentu. Jika ramai, ia mendapatkan untung banyak, dan sebaliknya.
Jarak dari Arjawinangun menuju Plered terbilang cukup jauh. Oleh karena itu, Mak Aminah selalu menggunakan angkutan umum setiap harinya. Ia lebih memilih berjualan di Plered karena ramai oleh pengunjung dibandingkan berjualan di area rumahnya.
Mak Aminah tinggal bersama enam orang cucunya di Kecamatan Arjawinangun, Cirebon. Ia harus merawat cucu-cucunya tersebut dikarenakan orang tuanya sudha meninggal. Beban yang ditanggung Mak Aminah terlihat berat, namun ia tetap ikhlas untuk merawat mereka semua.
Kebaikan untuk Mak Aminah
Kebaikan yang dilakukan oleh Mak Aminah bisa menjadi contoh untuk kita semua. Kondisi ekonomi yang sulit dan tubuh yang sudah lemah tidak membuat ia patah semangat untuk berjuang menghidupi dirinya dan juga ke enam cucunya. Kebaikan seperti ini tentu jarang kita temukan. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika kita melakukan kebaikan lain seperti Mak Aminah.
Untuk memulai kebaikan, kita bisa menggunakan produk asuransi syariah AlliSya Protection Plus dari Allianz bisa membantu kita untuk memulai kebaikan. Dengan menggunakan produk asuransi ini, kita bisa memberikan perlindungan jiwa dan kesehatan terbaik untuk orang-orang terkasih. Untuk itu, masa depan bisa lebih terjamin tanpa kita harus merasa khawatir.
Selain itu, kita juga bisa mewakafkan sebagian dari harta kita melalui Asuransi Syariah Indonesia Allianz. Dengan wakaf, kita bisa membantu orang-orang yang butuh bantuan lebih secara finansial. Dari dana tersebut, orang-orang yang lebih membutuhkan akan mendapatkan kebaikan dan juga manfaat yang berlimpah.
Untuk itu, #AwaliDenganKebaikan bersama Allianz. Dengan adanya kebaikan, kita bisa memberikan manfaat tidak terhingga pada sesama. Selain itu, perbuatan baik juga bisa membantu Mak Aminah mendapatkan kebaikan paket umroh gratis dari Allianz. Untuk itu, jadilah orang yang bermanfaat agar bisa memberikan kebahagiaan pada orang-orang di sekitar kita.